News Update
Home » » Kawilarang gampar Pak Harto

Kawilarang gampar Pak Harto



Di KNIL itu ada sekolah Breda kelas jauh Bandung (sekolah jauh
diadakan karena ada masalah dengan perang dunia kedua di Eropa, jadi
sekolahnya dibuka di Bandung), Nah sekolah Breda bandung ini ada
tiga jagoan, mereka adalah : Nasution, Kawilarang dan TB Simatupang.
Kalau Nasution itu jago gerilya sejak lawan pasukan Brigade Tijger
sampai penghadangan di Sukabumi yang diteruskan pertempuran garis
Bandung-Sumedang yang kemudian dikenal Bandung Selatan Di Waktu
Malam. Nah, Nasution ini yang kemudian membuat buku taktik perang
gerilya dimana buku Nasution kelak di tahun 1950-an digunakan oleh
Jenderal Nguyen Giap sebagai babon dalam melaksanakan taktik militer
melawan Perancis.

Kedua, adalah Simatupang. Perwira ini otaknya cemerlang banget,jago
nulis buku, ada rumor konseptor utama serangan oemoem 1 Maret 1949
adalah Pak Sim. Berpikirnya tajam, hanya sayang ego-nya tinggi. Dia
dipecat gara2 banting pintu keras2 ruang kantor Bung Karno. Kemudian
Pak Sim pensiun dan lebih mengurusi bidang agama Kristen. Buku
karangan dia luar biasa bagus judulnya kalo nggak salah "Militer di
saat Perang dan Damai" saya pernah baca buku itu, dibuku itu juga
kalo nggak salah ada gambar Harto berhadapan dengan Kawilarang....

Nah, yang ketiga ini adalah Alex Kawilarang. Orangnya ganteng,
tinggi besar. Paling jago berenang dan atletik. Untuk olahraga
nilainya 9 (soalnya sepuluh untuk Tuhan). Kawilarang ini setelah RIS
bubar dan menjadi NKRI dia menjabat Panglima Komando Tentara dan
Territorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar, kemudian dia
diangkat juga menjadi Panglima Operasi Pasukan Ekspedisi dalam
penumpasan pasukan Andi Azis. Ceritanya dia nempeleng Harto ada dua
kali, Pertama saat si Harto ini bertugas menjadi bawahannya
Kawilarang saat Harto menjabat sebagai komandan Brigade Mataram yang
ditugasi menjaga kota Makassar, saat dirasakan perang sudah mereda
dan berpihak pada kubu pemerintah, Panglima melapor pada Presiden
Sukarno "Pak, Kota Makassar aman"

Presiden Sukarno tertengun heran, lalu Bung Karno memanggil
ajudannya dan mengambil sebuah surat radiogram "Ini apa?"
Ternyata Radiogram itu isinya kota Makassar sudah dikuasai lagi oleh
pasukan Pemberontak, sementara pasukan Brigade Mataram kabur ke
lapangan udara Mandai. Jelas Alex malu berat di depan Bung Karno,
tanpa banyak basa-basi ia balik lagi ke Makassar, sampai di Makassar
ia di turun masih di dekat pesawat Suharto dibentak "Sirkus apa-
apaan ini!" lalu ia menempeleng wajah Suharto.

Nah kejadian lainnya adalah ketika Suharto ketahuan mau nyelundupin
mobil ke Makassar, Alex marah besar dan juga menempeleng Suharto di
Kade Makassar.

Sebagai tambahan Alex ini juga yang nangkep Cak Roeslan Abdulgani di
bandara Kemayoran, dulu kasusnya itu masalah duit dollar.

Kawilarang ini orangnya keras banget, sayang ia terjebak dalam
permainan Permesta, dalam kasus Permesta Mayor M Jusuf yang paling
beruntung, karena dia berpihak ke Jakarta, sementara Kawilarang
tadinya tidak berpihak ke Permesta tapi karena didorong emosional
anti komunis dan perasaan solidaritas daerah dia menjadi bagian dari
gerakan Ventje. Ia diangkat menjadi Mayjen APREV (Angkatan Perang
Revolusioner) kemudian menjadi Panglima Tertinggi Permesta.

Setelah perang Permesta selesai dan akur sama pemerintah, Bung Karno
merehabilitasi nama Alex Kawilarang. Kemudian dia resmi pensiun
dengan Pangkat Kolonel TNI. (coba kalo Kawilarang berontak di jaman
Harto bakal di 'HR Dharsono-kan" atau malah dibunuh)

Setelah itu nggak aktif lagi dia di Angkatan, kalau nggak salah itu
restoran Oasis yang di Raden Saleh dia punya (kalo nggak salah ya),
resto itu dijaman Orde Baru sering dijadikan ajang kumpul-kumpul
veteran petinggi Siliwangi, bisnis Restoran sama juga dengan apa
yang dilakukan Ibrahim Adjie yang kelola Restoran Rindu Alam di
Puncak.

Anehnya yang dendam sama Kawilarang ini bukan Bung Karno tapi
Suharto. Ingat Harto ini orangnya pendendam bukan maen, sama Harjono
MT dia marah, sama S Parman dia marah karna Parman ini jadi oditur
yang meriksa kasus penyelundupan Harto, mungkin hanya Pandjaitan
jenderal yang nggak pernah nyinggung Harto. Tapi yang jelas pada
kasus Penyelundupan orang-orang SUAD jadi eksekutor utama dalam
kasus Harto.

sama Nasution dia dendam karena Nasution adalah orang yang paling
keras dalam kasus Harto, dia pengen Harto dipecat sebagai shock
therapy buat perwira penyelundup. Nasution ini pernah jadi tandemnya
Subandrio dalam operasi Budhi, yaitu berantas koruptor di tahun 60-
an.

jadi Alex selamat tidak di 'Yani'kan bahkan gagal di 'Nasution'kan
karena memang Alex tidak masuk ke dalam sistem pemerintahan dan
enggan dalam kegiatan oposisi, nama jeleknya dalam kasus Permesta
menjadi bayang-bayang buruk. Namun sepanjang Orde Baru Kawilarang
kabarnya tidak pernah ditegur Suharto, barulah pada akhir Orde Baru
Kawilarang sempat marah pada ABRI yang nyeritain dedengkot PDIP
Sabam Sirait, ceritanya begini ...

"Sabam menuturkan bahwa waktu hari ulang tahun Kopassus, ketika
Prabowo Subianto menjabat Danjen Kopassus saat itu lupa mengucapkan
terima kasih kepada Alex. Padahal Prabowo sudah sempat memuji-muji
perwira-perwira senior lainnya. Sabam yang mengingatkan Prabowo
bahwa Kawilaranglah yang mendirikan KKAD atau RPKAD. Lalu Prabowo
kembali naik mimbar dan mengucapkan terima kasih yang ditujukan
kepada Alex.

Tetapi, lanjut Sabam, Alex mengatakan padanya bahwa "saya tidak
perlu ucapan terima kasih dari perwira-perwira rejim ini." Desember
lalu dalam suatu percakapan dengan Radio Nederland Kawilarang yang
secara akrab biasanya disapa dengan Bung Lex, mengatakan:"Ketika
Wiranto masih menjabat Panglima TNI saya pernah mengatakan, melihat
sepak terjang TNI selama Orde Baru saya kira sebaiknya TNI
dibubarkan saja.

Tetapi Wiranto tidak bereaksi," kata Kawilarang. Perwira profesional
ini beranggapan, yang paling tepat memimpin TNI saat ini adalah Agus
Wijoyo. Ia selain professional juga tidak berpihak pada kelompok
kelompok politik saat ini.


Begitulah kira-kira cerita singkat tentang Alex....

ANTON

0 comments:

Post a Comment